Beberapa jamaah JKG Kloter 28 yang tergabung dalam KBIHU melaksanakan umrah sunnah pada Rabu (14/06/2023), mengambil Miqot di Hudaibiyah dan beberapa mengambil Miqot di Ji’ronah.
Nama Hudaibiyah sebenarnya diambil dari nama danau yang juga dikenal dengan nama Danau Asy-Syumai yang jaraknya sekitar 26 km dari Masjidil Haram. Sejarah Islam mencatat bahwa Hudaibiyah menjadi pintu gerbang kejeniusan umat Islam dalam menaklukkan kota Makkah (Fathul Makkah). Di kota inilah Rasulullah SAW dan kaum Quraisy Mekkah membuat kesepakatan untuk tidak saling serang, yang kemudian membuka kemungkinan bagi umat Islam Madinah untuk mengislamkan pendudukan Mekkah.
Sedangkan Ji’ranah adalah sebuah kampung di Wadi Saraf sekitar 24 kilometer dari arah timur laut Masjidil Haram yang dihubungkan oleh jalan Ma’bad.
Sebuah masjid dibangun dengan nama yang sama, yaitu Ji’ronah, yang digunakan untuk miqat dan ihram bagi penduduk Makkah. Masjid ini direnovasi oleh Raja Fahd dengan biaya kurang lebih 2 juta Riyal Saudi dengan luas 430 meter persegi dan mampu menampung 1.000 jamaah.
Umrah sunnah merupakan program KBIHU dengan menyesuaikan kondisi tubuh dan kesehatan jemaah. Setiap KBIHU biasanya menyelenggarakan 5-6 umrah selama di Makkah, yang dilakukan sebelum dan sesudah klimaks haji, menunggu kepulangan ke tanah air.
Ketua JKG Grup 28 Abdul Hapid menjelaskan jemaah haji JKG Grup 28 dalam keadaan sehat dan afiyat. Untuk anak muda, mereka selalu sholat di Masjidil Haram, tapi orang tua dianjurkan sholat hanya di hotel.
“Panggilan ini sebagai persiapan menuju puncak ibadah haji di Armuzna, mengingat membutuhkan kebugaran jasmani yang prima,” ujarnya. (afm/fid)